Dalam dunia peternakan kelinci pedaging, nama Hyla dan Hycole sering muncul sebagai pilihan utama. Keduanya berasal dari hasil pengembangan genetik di Eropa yang bertujuan menghasilkan kelinci dengan pertumbuhan cepat, bobot optimal, dan kualitas daging yang baik.
Namun, bagi calon peternak, sering muncul pertanyaan: lebih baik pilih kelinci Hyla atau kelinci Hycole? Artikel ini akan mengulas ciri-ciri, bobot, harga, dan prospek bisnis dari kedua jenis kelinci tersebut, sekaligus memberikan gambaran singkat tentang posisi kelinci New Zealand (NZ) sebagai pembanding.
Kelinci Hyla adalah hasil persilangan khusus dari Perancis yang dirancang untuk tujuan pedaging. Ciri utama Hyla terletak pada pertumbuhan cepat, daya tahan tubuh yang cukup baik, serta produktivitas reproduksi tinggi.
Bobot Dewasa: 4–5 kg
Umur Panen: 3–4 bulan sudah bisa mencapai bobot ideal
Fertilitas: 6–12 anak per kelahiran
Kelebihan: hemat pakan, pertumbuhan stabil, populer di pasar Indonesia
Hyla banyak dipilih peternak pemula maupun skala besar karena lebih mudah perawatannya dan cocok dengan iklim tropis.
Kelinci Hycole juga berasal dari Perancis, dikembangkan oleh perusahaan Hycole. Jenis ini dikenal dengan efisiensi pakan yang sangat tinggi dan bobot yang relatif lebih cepat naik dibandingkan kelinci lokal atau jenis pedaging biasa.
Bobot Dewasa: 4,5–5,5 kg
Umur Panen: 3 bulan sudah bisa mencapai bobot konsumsi
Fertilitas: 7–10 anak per kelahiran
Kelebihan: pertumbuhan cepat, kualitas daging baik, efisien dalam konversi pakan
Meskipun unggul dalam bobot, Hycole cenderung membutuhkan perawatan lebih intensif terutama terkait pakan berkualitas.
Hyla: Rata-rata bobot dewasa 4–5 kg dengan pertumbuhan stabil dan tidak terlalu sensitif terhadap jenis pakan.
Hycole: Sedikit lebih berat, mencapai 4,5–5,5 kg. Namun, hasil maksimal baru terlihat jika diberi pakan berkualitas tinggi.
Kesimpulan: Untuk peternak pemula, Hyla lebih bersahabat karena tidak terlalu bergantung pada pakan premium.
Hyla: Konsumsi pakan relatif hemat, dengan rasio konversi pakan cukup baik untuk mencapai bobot standar pedaging.
Hycole: Lebih efisien dalam hal konversi pakan, tetapi membutuhkan formulasi pakan yang konsisten agar hasil tetap optimal.
Kesimpulan: Hycole unggul secara teori, tetapi jika dihitung biaya pakan di lapangan, Hyla lebih fleksibel karena masih bisa tumbuh baik dengan kombinasi pakan lokal.
Hyla: Tingkat reproduksi tinggi, dengan rata-rata 6–12 anak per kelahiran. Tingkat kelangsungan hidup anak cukup tinggi.
Hycole: Melahirkan 7–10 anak per kelahiran, dengan pertumbuhan anak yang cepat jika pakan indukan terjaga.
Kesimpulan: Hyla lebih unggul dalam jumlah anak, sedangkan Hycole lebih unggul pada kualitas pertumbuhan anak.
Hyla: Tekstur daging empuk, rendah lemak, dan disukai pasar restoran maupun rumah tangga.
Hycole: Juga memiliki kualitas daging baik, dengan serat halus dan ukuran potongan lebih besar.
Kesimpulan: Keduanya memiliki kualitas daging yang baik, namun pasar di Indonesia lebih familiar dengan daging Hyla.
Hyla: Lebih mudah beradaptasi dengan iklim tropis di Indonesia. Tingkat stres lebih rendah ketika dipelihara di lingkungan terbuka.
Hycole: Lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan. Idealnya dipelihara dalam kandang intensif dengan manajemen modern.
Kesimpulan: Hyla lebih tahan banting, terutama untuk peternak rumahan dan skala menengah.
Hyla: Harga anakan sekitar Rp150.000–Rp250.000, indukan Rp400.000–Rp600.000. Mudah ditemukan di berbagai peternakan Indonesia.
Hycole: Harga sedikit lebih tinggi karena ketersediaannya terbatas. Indukan bisa mencapai Rp600.000–Rp800.000.
Kesimpulan: Dari sisi investasi awal, Hyla lebih terjangkau dan lebih mudah didapatkan.
Kelinci NZ adalah jenis pedaging klasik yang sudah lama dikenal di Indonesia. Bobot dewasa sekitar 3,5–4,5 kg dengan umur panen lebih lama dibanding Hyla dan Hycole.
Meskipun banyak digunakan sebagai pembanding, NZ mulai kalah populer karena kalah cepat dalam pertumbuhan dan kurang efisien dalam pakan.
Jika dibandingkan secara teori, Hycole unggul pada bobot dan efisiensi pakan, tetapi menuntut manajemen intensif dan biaya pakan lebih tinggi. Sementara itu, Hyla lebih fleksibel, adaptif, dan lebih cocok untuk kondisi iklim serta pola peternakan di Indonesia.
Dengan harga lebih terjangkau, daya tahan lebih baik, dan pasarnya yang sudah mapan, Hyla cenderung lebih menguntungkan bagi peternak pemula maupun skala menengah.
Memilih antara kelinci Hyla atau kelinci Hycole sebaiknya disesuaikan dengan tujuan usaha dan kapasitas pemeliharaan. Untuk peternak pemula dan mereka yang ingin memulai usaha dengan modal lebih efisien, Hyla adalah pilihan tepat.
Hyla menawarkan kombinasi bobot ideal, reproduksi tinggi, dan adaptasi lingkungan yang baik, sehingga lebih cepat balik modal dan mudah dipasarkan.
👉 Cek harga kelinci Hyla terbaru dan pesan langsung di sini →